Upaya Memanipulasi Alkitab Sebagai Kitab Suci Orang Kristen

Alkitab merupakan sebuah kitab yang terdiri dari kitab-kitab yang dikumpulkan menjadi satu kitab. Secara historis, Alkitab ditulis oleh kurang lebih 40 penulis dari latar belakang yang berbeda-beda dan ditulis dalam jangka waktu kurang lebih 15 abad. Proses mengumpulkan kitab-kitab yang tersebar dan menguji keotoritatifan kitab-kitab tersebut untuk dihimpun menjadi sebuah kitab disebut "kanonisasi". Secara struktural, Alkitab terdiri dari 66 kitab dan setiap kitab terdiri dari beberapa pasal dan setiap pasal terdiri dari beberapa ayat. Struktur Alkitab berbeda dengan Alquran yang terdiri dari 114 surah dan setiap surah terdiri dari beberapa ayat. Secara garis besar, Alkitab terbagi menjadi dua bagian : Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Hampir semua kitab dalam Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani dan beberapa kitab ditulis dalam bahasa Aram sedangkan kitab-kitab dalam Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani.

Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia

Sebuah organisasi pemuda lintas agama di Indonesia setiap kali mengadakan peace camp membagikan Kitab Suci Taurat dan Kitab Suci Injil kepada mahasiswa-mahasiswa Muslim dan Kristen. Isi KST dan KSI didasarkan pada hasil terjemahan William Girdlestone Shellabear pada tahun 1912 dan diterbitkan ulang oleh Paguyuban Pelestari Terjemahan 1912. Mengapa kedua kitab tersebut dinamai "Kitab Suci Taurat" dan "Kitab Suci Injil"? Orang-orang Muslim meyakini bahwa sebelum diturunkannya Alquran sebagai kitab terakhir, Allah menurunkan sejumlah kitab kepada umat manusia. Tiga di antaranya yang wajib diketahui adalah Taurat, Zabur, dan Injil. Itulah sebabnya mereka tidak mendistribusikan Alkitab, melainkan KST dan KSI, dengan alasan agar terlihat kontekstual. Kitab Zabur akan saya bahas sedikit di bawah. Lalu apakah isi KST dan KSI sama dengan isi Alkitab? Tentu saja tidak.

Kitab Suci Taurat dan Kitab Suci Injil

Dari sisi jumlah kitab, jumlah kitab dalam KST dan KSI secara keseluruhan jauh lebih sedikit daripada jumlah kitab dalam Alkitab. Agar tulisan ini tidak terlalu panjang, saya hanya menuliskan daftar kitab yang kanonik menurut Protestan dan Katolik. Gereja-gereja yang berkembang di Indonesia selama berabad-abad adalah gereja-gereja Barat (Protestan dan Katolik), bukan gereja-gereja Timur (Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, Asiria Timur), sehingga kanonisasi Alkitab gereja-gereja Timur kurang relevan untuk ditulis dalam tulisan ini. Gereja-gereja Timur baru berkembang di Indonesia belakangan ini. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Alkitab dibagi menjadi dua bagian. Perjanjian Lama terdiri dari 39 kitab dan Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab.

Berikut adalah daftar kitab dalam Perjanjian Lama :
1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
6. Yosua
7. Hakim-Hakim
8. Rut
9. 1 Samuel
10. 2 Samuel
11. 1 Raja-Raja
12. 2 Raja-Raja
13. 1 Tawarikh
14. 2 Tawarikh
15. Ezra
16. Nehemia
17. Ester
18. Ayub
19. Mazmur
20. Amsal
21. Pengkhotbah
22. Kidung Agung
23. Yesaya
24. Yeremia
25. Ratapan
26. Yehezkiel
27. Daniel
28. Hosea
29. Yoel
30. Amos
31. Obaja
32. Yunus
33. Mikha
34. Nahum
35. Habakuk
36. Zefanya
37. Hagai
38. Zakharia
39. Maleakhi

Berikut adalah daftar kitab dalam Perjanjian Baru :
1. Matius
2. Markus
3. Lukas
4. Yohanes
5. Kisah Para Rasul
6. Roma
7. 1 Korintus
8. 2 Korintus
9. Galatia
10. Efesus
11. Filipi
12. Kolose
13. 1 Tesalonika
14. 2 Tesalonika
15. 1 Timotius
16. 2 Timotius
17. Titus
18. Filemon
19. Ibrani
20. Yakobus
21. 1 Petrus
22. 2 Petrus
23. 1 Yohanes
24. 2 Yohanes
25. 3 Yohanes
26. Yudas
27. Wahyu

Terdapat perbedaan antara kanonisasi Alkitab Protestan dan kanonisasi Alkitab Katolik. Gereja Katolik memasukkan 9 kitab yang disebut kitab "Deuterokanonika". Tulisan ini tidak membahas alasan penolakan kaum Protestan terhadap 9 kitab Deuterokanonika. Sembilan kitab tersebut yaitu :
1. Tobit
2. Yudit
3. Tambahan Ester
4. Kebijaksanaan Salomo
5. Yesus bin Sirakh
6. Barukh
7. Tambahan Daniel
8. 1 Makabe
9. 2 Makabe

Alkitab Deuterokanonika terbitan Lembaga Alkitab Indonesia

Jumlah kitab pada KSI memang sesuai dengan Perjanjian Baru yakni 27 kitab. Akan tetapi, yang disebut sebagai kitab Injil sebenarnya hanya 4 kitab pertama Perjanjian Baru : Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Kisah Para Rasul adalah kitab sejarah, Roma hingga Yudas adalah surat-surat rasul, dan yang terakhir adalah kitab wahyu. Kehadiran KSI ini justru merancukan istilah "Injil" dan "Perjanjian Baru". Ini sama halnya dengan peta negara Indonesia ditulis dengan judul "Bali". Supaya peta Indonesia terlihat menarik bagi para wisatawan asing, nama negara Indonesia diganti "Bali" karena wisatawan-wisatawan asing tersebut lebih familiar dengan nama "Bali". Padahal Bali hanyalah salah satu pulau di dalam negara Indonesia. Ini adalah sebuah pembodohan!

Lebih parah daripada KSI, jumlah kitab dalam KST hanya terdiri dari 5 kitab : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan. Memang betul kitab Taurat hanya terdiri dari 5 kitab. Akan tetapi, jumlah kitab Perjanjian Lama sebenarnya terdiri dari 39 kitab. Beberapa Pengikut Isa dalam organisasi lintas agama juga memiliki kitab Zabur berwarna hitam. Mereka meyakini kitab Zabur yang tertulis di dalam Alquran adalah kitab Mazmur yang ada di dalam Alkitab. Jadi secara keseluruhan hanya ada 6 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru. Lalu di manakah 33 kitab lainnya? Isi Alkitab pun mereka korting agar terlihat sesuai dengan keyakinan orang Muslim. Sebegitu kurang ajarnya mereka terhadap Firman Tuhan!

Kitab Zabur yang digunakan oleh para Pengikut Isa untuk melakukan ritual Doa Zabur (ritual ciptaan mereka yang tidak ada dasar teologis dan historisnya)

Dari sisi terjemahan, nama-nama tokoh di dalam Alkitab banyak yang berbeda dengan nama-nama tokoh di dalam KST dan KSI. Nama-nama tokoh di dalam Alkitab lebih dekat dengan bahasa aslinya, contohnya Yesus dengan Iesous (Ἰησοῦς), Abraham dengan Avraham (אברהם), dan Salomo dengan Shlomoh (שׁלמה). Nama-nama tokoh di dalam KST dan KSI disesuaikan dengan nama-nama nabi Islam seperti Yesus menjadi Isa, Abraham menjadi Ibrahim, atau Salomo menjadi Sulaiman. Salah seorang anggota Katolik dari organisasi lintas agama tersebut menemukan adanya terjemahan yang bermasalah dari KSI. Ayat yang terjemahannya bermasalah tersebut adalah Lukas 24 : 50. Berikut terjemahan Kitab Suci Injil pada Lukas 24 : 50.

"Lalu Isa membawa mereka keluar kota sampai dekat Baitani. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memohonkan berkah bagi mereka."

Bandingkan dengan Alkitab Terjemahan Baru LAI.

"Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka."

Perhatikan pada kata "memohonkan berkah bagi mereka" pada KSI dan "memberkati mereka" pada Alkitab. Di dalam bahasa aslinya sendiri tertulis eulogesen (εὐλόγησεν) dari kata dasar eulogeo (εὐλογέω) yang berarti "memberkati". Memohonkan berkah dan memberkati adalah dua hal yang berbeda. Memohonkan berkah berarti Isa meminta oknum lain untuk memberkati mereka, bukan Isa sendiri, sedangkan memberkati berarti Yesus sendirilah yang memberkati murid-murid-Nya. Kata-kata "memohonkan berkah" ini merupakan kesalahan penerjemahan yang mengandung "kecelakaan teologis". Saya katakan "kecelakaan teologis" karena mengurangi atau menghilangkan sisi ketuhanan Yesus.

Mari kita lihat ayat lainnya. Berikut terjemahan Kitab Suci Injil pada Yahya (Yohanes) 1 : 17.

"Karena hukum Taurat, yaitu hukum yang terdapat dalam Kitab Suci Taurat, disampaikan melalui Nabi Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Isa Al Masih."

Bandingkan dengan Alkitab Terjemahan Baru LAI.

"sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus."

Bandingkan dengan King James Version.

"For the law was given by Moses, but grace and truth came by Jesus Christ."

Dalam bahasa Yunaninya tertulis nomos (νόμος) yang berarti "hukum". Terjemahan Baru LAI menambahkan kata "Taurat" untuk memerjelas hukum yang dimaksud. Terjemahan KSI lebih parah. Pada terjemahan KSI terdapat tambahan kata-kata "yaitu hukum yang terdapat dalam Kitab Suci Taurat". Padahal dalam teks aslinya dan terjemahan lainnya tidak disebutkan hukum tersebut ditulis di mana. Penerjemah KSI dengan seenaknya menambahi kata-kata "yaitu hukum yang terdapat dalam Kitab Suci Taurat" yang sebenarnya dari segi bahasa juga terdengar bertele-tele. Mungkinkah sang penerjemah bermaksud ingin memromosikan kitab suci lain hasil terjemahannya?

Para petinggi organisasi lintas agama yang pernah saya ikuti ini juga menghindari penggunaan kata "Alkitab" atau "Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru". Mereka memilih untuk menggunakan istilah "Taurat dan Injil" dengan alasan bisa dimengerti oleh teman-teman Muslim. Padahal istilah "Perjanjian Lama" dan "Perjanjian Baru" memiliki makna yang sangat dalam! Kejadian sampai Maleakhi disebut "Perjanjian Lama" karena berisi janji Tuhan terhadap umat manusia untuk mengirimkan juruselamat yang akan menebus dosa seluruh umat manusia. Matius sampai Wahyu disebut "Perjanjian Baru" karena berisi penggenapan janji Tuhan di Perjanjian Lama dan perjanjian tersebut diperbarui di Perjanjian Baru setelah datangnya sang juruselamat. Jika Alkitab sebagai dasar kebenaran saja berani mereka manipulasi, maka jangan heran mereka juga berani menciptakan ajaran-ajaran ngawur yang tidak sesuai dengan Alkitab.

Seorang pembina regional menggunakan istilah "Taurat dan Injil" sebagai kata ganti "Alkitab"

Penggunaan KST dan KSI oleh organisasi lintas agama ini justru dapat menjadi "batu sandungan" bagi kawan-kawan Muslim. Mereka datang untuk mengenal Kekristenan yang asli tetapi mereka justru diperkenalkan Kekristenan yang palsu atau Kekristenan rasa Islami. Tidak sedikit orang Muslim yang mengira KST dan KSI ini adalah dua kitab yang dibaca dan dibawa ke gereja oleh umat Kristen. Bagi para pembaca Muslim yang memiliki KST dan KSI, silakan coba ajak kawan Kristen Anda yang tidak terlibat organisasi lintas agama manapun untuk membaca kitab suci bersama. Saya yakin kawan Kristen Anda akan merasa heran dengan kitab yang Anda baca. Hampir semua orang Kristen di Indonesia menggunakan Alkitab Terjemahan Baru LAI. Orang Katolik yang menemukan kesalahan terjemahan KSI di atas juga bercerita kepada saya bahwa ada seorang kawan Muslim yang mencari sebuah ayat tetapi ia tidak berhasil menemukan karena ia mencarinya di KST dan KSI. Begitu disodorkan Alkitab Terjemahan Baru LAI, masalah kawan Muslim inipun beres seketika.

Salah seorang anggota Muslim yang awam tentang Kekristenan mengira kitab suci umat Kristen adalah Taurat dan Injil

Saya melalui tulisan ini ingin memerkenalkan Alkitab sebagai kitab suci umat Kristen yang sesungguhnya, khususnya kepada para pembaca Muslim yang mengira kita suci orang Kristen adalah Taurat dan Injil. Alkitab tidak hanya terdiri dari Taurat dan Injil tetapi juga kitab-kitab para nabi, kitab-kitab sejarah, kitab-kitab puisi, surat-surat para rasul, dan kitab wahyu. Bagi Anda yang Muslim, kalau Anda sudah tahu apa itu Alkitab, Anda jangan mau disodori KST dan KSI. Jangan biarkan diri Anda dibodohi! KST dan KSI merupakan bentuk manipulasi isi Alkitab. Bagi Anda yang Kristen, kalau Anda adalah orang Kristen yang cinta kebenaran, Anda seharusnya menolak menggunakan KST dan KSI sekalipun Anda akan dituduh mengkhianati "Amanat Agung". "Amanat Agung" yang mereka jalankan adalah Amanat Agung palsu! Saya menghimbau setiap orang Kristen untuk melakukan penginjilan dengan jujur tanpa kepalsuan. KST dan KSI tidak sama dengan Alkitab. Sebagai penutup, saya kutip perkataan Rasul Yohanes dalam Wahyu 22 : 18-19 :

"Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

2 comments: