Kasih dan Doktrin

Pada tanggal 22 April 2020 malam, mantan ketua KTB (kelompok tumbuh bersama) di kampus saya mengomentari story saya di Instagram yang memromosikan tulisan saya di blog. Seperti yang seharusnya sudah Anda ketahui, sejak pertengahan tahun 2018 saya fokus menulis tentang sebuah organisasi lintas agama yang saya ikuti dulu. Dia mengirimkan pesan bahwa tidak ada gunanya saya posting tulisan seperti ini dan saya sebaiknya fokus perbaiki hidup dan biar orang lain yang melihat saya sebagai "Alkitab berjalan". Dia tidak setuju saya selama ini membongkar upaya penyesatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi perdamaian lintas agama di Indonesia. Tidak hanya itu, dia juga menuduh saya kepahitan dan benci dengan kelompok tertentu.

Saya rasa saya tidak perlu lagi menjelaskan apa itu kasih. Semua orang termasuk orang-orang non Kristen tahu apa itu kasih. Saya akan menjelaskan apa itu doktrin. Menurut KBBI, doktrin memiliki arti "ajaran". Doktrin keselamatan berarti ajaran tentang keselamatan. Sayangnya kata "doktrin" seringkali dipandang negatif. Hal ini disebabkan kata "doktrin" adalah kata dasar dari "indoktrinasi" atau "didoktrin" dan kata "didoktrin" seringkali diartikan sebagai "dicuciotak". Tidak jarang orang-orang berkata bahwa kita tidak perlu membicarakan doktrin. Padahal mereka yang mengatakan demikian sebenarnya tanpa mereka sadari sudah terdoktrin untuk membenci doktrin. Gereja yang benar pasti menjunjung tinggi doktrin. Iblis saat ini menipu banyak orang Kristen agar memusuhi doktrin dan mendorongnya hanya fokus kepada kasih agar mudah dia sesatkan.

Saya sangat setuju orang Kristen harus memiliki kasih. Tanpa kasih, mau sebagus apapun doktrin yang kita sampaikan kepada orang lain akan "mental" karena orang lain sudah antipati terhadap diri kita. Kalau orang Kristen hanya fokus kepada kasih dan mengabaikan doktrin, apa bedanya orang Kristen dengan orang Buddhis yang terkenal penuh dengan welas asih? Di zaman sekarang ini hampir semua orang meyakini bahwa semua agama mengajarkan kebaikan. Mau sampai kapan kita terus fokus kepada kasih baru kemudian memberitakan kebenaran? Padahal Injil yang benar itu adalah sesuatu yang sangat darurat. Setiap hari di seluruh dunia pasti ada orang yang meninggal. Saya tidak berharap tetapi saya yakin pasti ada di antara mereka yang mati di hari itu yang berakhir masuk neraka.

Dia lalu bertanya : "Coba direnungkan lagi, Zes. Kira-kira apa yang Mozes bisa lakukan buat generasi muda dengan cara yang membuat orang merasakan damai sejahtera?" Yang paling penting bukan membuat orang lain merasa damai sejahtera melainkan membuat orang lain mengenal kebenaran. Apalah artinya orang lain merasakan damai yang semu tetapi tidak mengenal kebenaran. Jika dia tidak mengetahui dan menerima Injil yang benar, dia akan tetap berakhir di neraka. Kalau hanya ingin membuat orang lain merasa damai atau senang, itu perkara yang mudah. Cukup beritakan tentang kemakmuran, kesembuhan, atau kesaksian naik turun surga. Kalau konteksnya hubungan antar agama, cukup beritakan toleransi, perdamaian, atau persamaan-persamaan yang ada di dalam Kekristenan dan di dalam agama lain.

Yesus yang disebut "Raja Damai" sendiri berkata : "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang" (Matius 10 : 34). Di ayat-ayat berikutnya, Yesus mengatakan : "Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya." Apa yang dimaksud dengan "pedang"? Yang dimaksud "pedang" oleh Yesus adalah doktrin. Apa yang dikatakan Yesus ini benar-benar dialami oleh saudara-saudara kita dari latar belakang agama lain yang memutuskan untuk menjadi orang Kristen. Mereka rela diusir oleh keluarganya dan tidak diakui lagi oleh orangtuanya demi mengikut Kristus.

Memberitakan kebenaran dengan kasih tidak berarti kita tidak boleh menyatakan ajaran lain salah atau sesat. Kalau kita hanya memberitahu apa yang kita yakini benar, bisa saja orang lain yang mendengarkan akan berpikir : "Oh ya itu benar tapi ajaran itu benar bukan berarti ajaran yang saya yakini salah kan?" Patut kita ketahui, hari ini tidak sedikit orang yang memiliki pemikiran bahwa kebenaran itu bersifat relatif. Orang-orang Kristen pada umumnya memakai kisah wanita yang kedapatan berzinah (Yohanes 8 : 2-11) sebagai dalih agar kita tidak menghakimi orang lain. Di sisi lain, Yesus juga menghakimi kesesatan orang-orang Saduki dalam Markus 12 : 24-27.

"Jawab Yesus kepada mereka: Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"

Yesus tidak bertentangan dengan perkataan-Nya sendiri. Barangsiapa memiliki hikmat tentu dapat memahami perbedaannya. Yesus memberikan contoh bahwa kita tidak boleh menghakimi perbuatan tetapi kita harus menghakimi ajaran atau doktrin. Misalnya Anda memiliki kawan seorang pecinta sesama jenis. Anda seharusnya mendoakan dan menasehatinya dan tidak mengumbar aibnya di depan banyak orang. Berbeda halnya jika misalnya kawan Anda mengaku sebagai "hamba Tuhan" tetapi dia mengajarkan bahwa pernikahan sesama jenis tidak dilarang oleh Alkitab ke jemaat apalagi menyampaikannya di atas mimbar gereja. Anda harus peringatkan para jemaat agar tidak mengikuti ajaran yang dibawakan oleh orang ini meskipun dia adalah kawan Anda.

Para bapa gereja juga tidak tinggal diam ketika melihat adanya ajaran sesat yang berkembang. Sejarah mencatat para bapa gereja melawan ajaran sesat Arianisme yang muncul pada abad ke-4 Masehi. Presbiter Arius dari Alexandria mengajarkan doktrin bahwa Yesus Kristus tidak sehakekat dengan Allah Bapa. Allah Putra dikatakannya memiliki awal karena merupakan ciptaan pertama dari Allah Bapa sebelum segala sesuatu diciptakan. Dengan perantara Kaisar Konstantinus I yang sudah memeluk agama Kristen, para bapa gereja mengadakan konsili di Nicea pada tahun 325. Saat tulisan-tulisan Arius dibacakan, hampir semua tulisan Arius dipandang sebagai penghujatan dan ajaran Arius dinyatakan sesat. Arius beserta dua uskup pendukungnya, Teonas dan Sekundus, diasingkan ke Iliria dan diekskomunikasi dari gereja. Semua karya tulis Arius diperintahkan untuk dibakar dan para pengikutnya dianggap musuh-musuh Kekristenan oleh para bapa gereja.

Kemudian dia berkata lagi : "Kalau Mozes merasa satu golongan tertentu salah, ya sudah. Kebenaran tidak butuh pembenaran." Kalau kebenaran tidak butuh pembenaran, lalu buat apa Esra Alfred Soru, Louis Budi Prasetyo, Deky Hidnas Yan Nggadas, dan sebagainya bikin video-video di Youtube meng-counter ceramah tokoh-tokoh agama sebelah tentang Kekristenan? Kalau cukup dengan menjadi pribadi yang penuh kasih maka orang-orang dengan sendirinya akan mengenal Kristus, buat apa coba William Carey berlayar jauh-jauh dari Inggris ke India untuk menginjil? Apakah mereka kurang kerjaan? Mereka rela meluangkan waktu untuk melakukan itu semua tentu saja karena kebenaran harus diberitakan. Murid-murid Yesus juga tidak tinggal di Yerusalem dan menunggu orang lain datang kepada mereka. Mereka pergi berpencar ke berbagai bangsa untuk memberitakan Injil.

Kalau benar bahwa kita cukup menjadi pribadi yang penuh kasih maka orang lain akan tertarik mengikuti ajaran kita, maka hari ini lebih dari 50% orang di seluruh dunia seharusnya sudah menjadi pengikut Siddhartha Gautama. Kita harus mengakui bahwa para pengikut Siddhartha Gautama justru yang dikenal oleh dunia penuh welas asih. Sebagai seorang yang mendalami sejarah, saya harus mengakui sejarah Kekristenan dan Islam penuh dengan pertumpahan darah. Namun fakta menunjukkan lebih dari 50% populasi dunia menganut dua agama ini. Mengapa lebih dari 50% populasi dunia justru memilih Kekristenan dan Islam sebagai agama mereka bukan Buddhisme? Karena mereka tidak setuju dengan doktrin-doktrin Buddha. Walau begitu, saya tidak menyangkal ada sebagian orang Kristen dan Muslim yang memutuskan untuk menganut agama Buddha karena menurut mereka Buddhisme adalah ajaran yang penuh damai.

Kembali ke percakapan saya dengannya, kemudian saya bandingkan apakah orang-orang seperti David Wood, Nabeel Qureshi, dan Bedjo Lie juga adalah orang-orang yang penuh dengan kebencian karena terus-menerus membongkar kelakuan nabi dan ayat kitab suci agama lain. Bedjo Lie, seorang apologet Kristen Indonesia, adalah salah satu mantan dosen agama sekaligus kepala pusat kerohanian di kampus saya. Dia jawab : "Yang kamu lakukan dan Ko Cuncun lakukan itu beda." "Ko Cuncun" merupakan panggilan akrab anak-anak Pelayanan Mahasiswa terhadap Bedjo Lie. Lalu saya bertanya balik kepadanya : "Bedanya di mana? Silakan dijelaskan." Dia hanya menjawab : "Bukan dengan kebencian." Lalu bagaimana dia bisa tahu ini pemberitaan kebenaran yang dengan kebencian dan itu pemberitaan kebenaran yang tanpa kebencian? Dia tidak bisa menjelaskan apa bedanya.

Saya memang awalnya membenci mereka. Namun melalui pengalaman pahit itulah saya kini merasakan damai sejahtera. Seperti apa yang dialami oleh Yusuf dalam Kejadian 50 : 20, mereka yang mengaku "pembawa damai" ini mereka-rekakan hal yang jahat terhadap diri saya tetapi Tuhan mereka-rekakan sesuatu untuk kebaikan, dengan maksud memelihara anak-anak Kristen dari bahaya penyesatan mereka. Mata saya dicelikkan oleh Tuhan dan saya menyadari bahwa mereka sedang menyatukan Kekristenan dan Islam. Walaupun saya sudah mengampuni mereka, saya tetap akan menulis tentang mereka. Saya tetap akan mengatakan bahwa mereka sesat. Saya menulis ini semua justru karena saya peduli akan keselamatan jiwa-jiwa khususnya para mahasiswa di kampus saya sendiri. Saya tidak mau ada anak-anak Kristen yang jatuh ke dalam kesesatan organisasi tersebut seperti saya dulu.

Singkat cerita, mantan ketua KTB ini unfollow akun Instagram saya setelah beradu argumentasi dengan saya. Lalu saya katakan dengan tegas kepadanya melalui Whatsapp sikapnya ini kekanak-kanakan karena mudah sekali main unfollow ketika orang lain tidak sepaham dengannya apalagi untuk seseorang yang sudah berumahtangga. Keesokan harinya, dia pun berdalih dia meng-unfollow saya karena dia tidak tertarik mengikuti aktivitas saya. Kalau memang sudah tidak tertarik mengikuti aktivitas saya, mengapa dia tidak unfollow dari dulu? Saya tahu ini adalah risiko dari menyampaikan kebenaran. Dia meminta saya menjadi "Alkitab berjalan" tetapi dia tidak mau terima ketika saya sodorkan pernyataan-pernyataan Alkitab. Jadi benarlah perkataan 2 Timotius 4 : 3 ini :

"Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya."

Saya mengakui dan mengatakan kepada mantan ketua KTB saya bahwa dia adalah pribadi yang baik tetapi sayangnya naif. Dia tulus seperti merpati tetapi tidak cerdik seperti ular. Wahyu 2 : 9 berkata : "Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu — namun engkau kaya — dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis." Sama seperti orang-orang Yahudi pada zaman para rasul, hari ini tidak sedikit orang Kristen yang juga dipakai oleh Iblis. Saya tahu mantan ketua KTB saya ini telah dipakai oleh Iblis untuk menggagalkan saya menyampaikan kebenaran. Seorang pengikut Iblis tidak harus seorang satanis atau penyembah setan. Orang Kristen pun bisa dipakai untuk menjalankan agenda Iblis. Barangsiapa menjalankan agenda Iblis, dia adalah jemaah Iblis.

Saudara-saudara yang terkasih di dalam Yesus Kristus, orang Kristen harus memiliki kasih. Namun kita harus mengetahui bahwa kasih tidak dapat menyelamatkan orang lain dari kematian kekal. Doktrin yang benar atau lebih tepatnya Injil yang benarlah yang dapat menyelamatkan orang lain dari kematian kekal. Pemikiran macam mantan ketua KTB saya inilah yang membuat Kekristenan di Eropa hari ini sungguh menyedihkan. Jangankan bicara doktrin, orang Kristen yang masih ibadah tiap Minggu di gereja saja sudah tinggal sedikit. Banyak dari antara mereka yang berpikir menjadi orang yang baik sudah cukup. Hanya butuh 10 hingga 20 tahun lagi Eropa menjadi benua Muslim atau benua ateis. Sebagai penutup pembicaraan saya dengan mantan ketua KTB saya, saya katakan kepadanya bahwa saya mendoakan supaya Tuhan menengking roh kasih palsu yang ada di dalam diri-Nya dan matanya dicelikkan sehingga dapat melihat kebenaran.

Upaya Memanipulasi Alkitab Sebagai Kitab Suci Orang Kristen

Alkitab merupakan sebuah kitab yang terdiri dari kitab-kitab yang dikumpulkan menjadi satu kitab. Secara historis, Alkitab ditulis oleh kurang lebih 40 penulis dari latar belakang yang berbeda-beda dan ditulis dalam jangka waktu kurang lebih 15 abad. Proses mengumpulkan kitab-kitab yang tersebar dan menguji keotoritatifan kitab-kitab tersebut untuk dihimpun menjadi sebuah kitab disebut "kanonisasi". Secara struktural, Alkitab terdiri dari 66 kitab dan setiap kitab terdiri dari beberapa pasal dan setiap pasal terdiri dari beberapa ayat. Struktur Alkitab berbeda dengan Alquran yang terdiri dari 114 surah dan setiap surah terdiri dari beberapa ayat. Secara garis besar, Alkitab terbagi menjadi dua bagian : Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Hampir semua kitab dalam Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani dan beberapa kitab ditulis dalam bahasa Aram sedangkan kitab-kitab dalam Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani.

Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia

Sebuah organisasi pemuda lintas agama di Indonesia setiap kali mengadakan peace camp membagikan Kitab Suci Taurat dan Kitab Suci Injil kepada mahasiswa-mahasiswa Muslim dan Kristen. Isi KST dan KSI didasarkan pada hasil terjemahan William Girdlestone Shellabear pada tahun 1912 dan diterbitkan ulang oleh Paguyuban Pelestari Terjemahan 1912. Mengapa kedua kitab tersebut dinamai "Kitab Suci Taurat" dan "Kitab Suci Injil"? Orang-orang Muslim meyakini bahwa sebelum diturunkannya Alquran sebagai kitab terakhir, Allah menurunkan sejumlah kitab kepada umat manusia. Tiga di antaranya yang wajib diketahui adalah Taurat, Zabur, dan Injil. Itulah sebabnya mereka tidak mendistribusikan Alkitab, melainkan KST dan KSI, dengan alasan agar terlihat kontekstual. Kitab Zabur akan saya bahas sedikit di bawah. Lalu apakah isi KST dan KSI sama dengan isi Alkitab? Tentu saja tidak.

Kitab Suci Taurat dan Kitab Suci Injil

Dari sisi jumlah kitab, jumlah kitab dalam KST dan KSI secara keseluruhan jauh lebih sedikit daripada jumlah kitab dalam Alkitab. Agar tulisan ini tidak terlalu panjang, saya hanya menuliskan daftar kitab yang kanonik menurut Protestan dan Katolik. Gereja-gereja yang berkembang di Indonesia selama berabad-abad adalah gereja-gereja Barat (Protestan dan Katolik), bukan gereja-gereja Timur (Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, Asiria Timur), sehingga kanonisasi Alkitab gereja-gereja Timur kurang relevan untuk ditulis dalam tulisan ini. Gereja-gereja Timur baru berkembang di Indonesia belakangan ini. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Alkitab dibagi menjadi dua bagian. Perjanjian Lama terdiri dari 39 kitab dan Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab.

Berikut adalah daftar kitab dalam Perjanjian Lama :
1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
6. Yosua
7. Hakim-Hakim
8. Rut
9. 1 Samuel
10. 2 Samuel
11. 1 Raja-Raja
12. 2 Raja-Raja
13. 1 Tawarikh
14. 2 Tawarikh
15. Ezra
16. Nehemia
17. Ester
18. Ayub
19. Mazmur
20. Amsal
21. Pengkhotbah
22. Kidung Agung
23. Yesaya
24. Yeremia
25. Ratapan
26. Yehezkiel
27. Daniel
28. Hosea
29. Yoel
30. Amos
31. Obaja
32. Yunus
33. Mikha
34. Nahum
35. Habakuk
36. Zefanya
37. Hagai
38. Zakharia
39. Maleakhi

Berikut adalah daftar kitab dalam Perjanjian Baru :
1. Matius
2. Markus
3. Lukas
4. Yohanes
5. Kisah Para Rasul
6. Roma
7. 1 Korintus
8. 2 Korintus
9. Galatia
10. Efesus
11. Filipi
12. Kolose
13. 1 Tesalonika
14. 2 Tesalonika
15. 1 Timotius
16. 2 Timotius
17. Titus
18. Filemon
19. Ibrani
20. Yakobus
21. 1 Petrus
22. 2 Petrus
23. 1 Yohanes
24. 2 Yohanes
25. 3 Yohanes
26. Yudas
27. Wahyu

Terdapat perbedaan antara kanonisasi Alkitab Protestan dan kanonisasi Alkitab Katolik. Gereja Katolik memasukkan 9 kitab yang disebut kitab "Deuterokanonika". Tulisan ini tidak membahas alasan penolakan kaum Protestan terhadap 9 kitab Deuterokanonika. Sembilan kitab tersebut yaitu :
1. Tobit
2. Yudit
3. Tambahan Ester
4. Kebijaksanaan Salomo
5. Yesus bin Sirakh
6. Barukh
7. Tambahan Daniel
8. 1 Makabe
9. 2 Makabe

Alkitab Deuterokanonika terbitan Lembaga Alkitab Indonesia

Jumlah kitab pada KSI memang sesuai dengan Perjanjian Baru yakni 27 kitab. Akan tetapi, yang disebut sebagai kitab Injil sebenarnya hanya 4 kitab pertama Perjanjian Baru : Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Kisah Para Rasul adalah kitab sejarah, Roma hingga Yudas adalah surat-surat rasul, dan yang terakhir adalah kitab wahyu. Kehadiran KSI ini justru merancukan istilah "Injil" dan "Perjanjian Baru". Ini sama halnya dengan peta negara Indonesia ditulis dengan judul "Bali". Supaya peta Indonesia terlihat menarik bagi para wisatawan asing, nama negara Indonesia diganti "Bali" karena wisatawan-wisatawan asing tersebut lebih familiar dengan nama "Bali". Padahal Bali hanyalah salah satu pulau di dalam negara Indonesia. Ini adalah sebuah pembodohan!

Lebih parah daripada KSI, jumlah kitab dalam KST hanya terdiri dari 5 kitab : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan. Memang betul kitab Taurat hanya terdiri dari 5 kitab. Akan tetapi, jumlah kitab Perjanjian Lama sebenarnya terdiri dari 39 kitab. Beberapa Pengikut Isa dalam organisasi lintas agama juga memiliki kitab Zabur berwarna hitam. Mereka meyakini kitab Zabur yang tertulis di dalam Alquran adalah kitab Mazmur yang ada di dalam Alkitab. Jadi secara keseluruhan hanya ada 6 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru. Lalu di manakah 33 kitab lainnya? Isi Alkitab pun mereka korting agar terlihat sesuai dengan keyakinan orang Muslim. Sebegitu kurang ajarnya mereka terhadap Firman Tuhan!

Kitab Zabur yang digunakan oleh para Pengikut Isa untuk melakukan ritual Doa Zabur (ritual ciptaan mereka yang tidak ada dasar teologis dan historisnya)

Dari sisi terjemahan, nama-nama tokoh di dalam Alkitab banyak yang berbeda dengan nama-nama tokoh di dalam KST dan KSI. Nama-nama tokoh di dalam Alkitab lebih dekat dengan bahasa aslinya, contohnya Yesus dengan Iesous (Ἰησοῦς), Abraham dengan Avraham (אברהם), dan Salomo dengan Shlomoh (שׁלמה). Nama-nama tokoh di dalam KST dan KSI disesuaikan dengan nama-nama nabi Islam seperti Yesus menjadi Isa, Abraham menjadi Ibrahim, atau Salomo menjadi Sulaiman. Salah seorang anggota Katolik dari organisasi lintas agama tersebut menemukan adanya terjemahan yang bermasalah dari KSI. Ayat yang terjemahannya bermasalah tersebut adalah Lukas 24 : 50. Berikut terjemahan Kitab Suci Injil pada Lukas 24 : 50.

"Lalu Isa membawa mereka keluar kota sampai dekat Baitani. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memohonkan berkah bagi mereka."

Bandingkan dengan Alkitab Terjemahan Baru LAI.

"Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka."

Perhatikan pada kata "memohonkan berkah bagi mereka" pada KSI dan "memberkati mereka" pada Alkitab. Di dalam bahasa aslinya sendiri tertulis eulogesen (εὐλόγησεν) dari kata dasar eulogeo (εὐλογέω) yang berarti "memberkati". Memohonkan berkah dan memberkati adalah dua hal yang berbeda. Memohonkan berkah berarti Isa meminta oknum lain untuk memberkati mereka, bukan Isa sendiri, sedangkan memberkati berarti Yesus sendirilah yang memberkati murid-murid-Nya. Kata-kata "memohonkan berkah" ini merupakan kesalahan penerjemahan yang mengandung "kecelakaan teologis". Saya katakan "kecelakaan teologis" karena mengurangi atau menghilangkan sisi ketuhanan Yesus.

Mari kita lihat ayat lainnya. Berikut terjemahan Kitab Suci Injil pada Yahya (Yohanes) 1 : 17.

"Karena hukum Taurat, yaitu hukum yang terdapat dalam Kitab Suci Taurat, disampaikan melalui Nabi Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Isa Al Masih."

Bandingkan dengan Alkitab Terjemahan Baru LAI.

"sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus."

Bandingkan dengan King James Version.

"For the law was given by Moses, but grace and truth came by Jesus Christ."

Dalam bahasa Yunaninya tertulis nomos (νόμος) yang berarti "hukum". Terjemahan Baru LAI menambahkan kata "Taurat" untuk memerjelas hukum yang dimaksud. Terjemahan KSI lebih parah. Pada terjemahan KSI terdapat tambahan kata-kata "yaitu hukum yang terdapat dalam Kitab Suci Taurat". Padahal dalam teks aslinya dan terjemahan lainnya tidak disebutkan hukum tersebut ditulis di mana. Penerjemah KSI dengan seenaknya menambahi kata-kata "yaitu hukum yang terdapat dalam Kitab Suci Taurat" yang sebenarnya dari segi bahasa juga terdengar bertele-tele. Mungkinkah sang penerjemah bermaksud ingin memromosikan kitab suci lain hasil terjemahannya?

Para petinggi organisasi lintas agama yang pernah saya ikuti ini juga menghindari penggunaan kata "Alkitab" atau "Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru". Mereka memilih untuk menggunakan istilah "Taurat dan Injil" dengan alasan bisa dimengerti oleh teman-teman Muslim. Padahal istilah "Perjanjian Lama" dan "Perjanjian Baru" memiliki makna yang sangat dalam! Kejadian sampai Maleakhi disebut "Perjanjian Lama" karena berisi janji Tuhan terhadap umat manusia untuk mengirimkan juruselamat yang akan menebus dosa seluruh umat manusia. Matius sampai Wahyu disebut "Perjanjian Baru" karena berisi penggenapan janji Tuhan di Perjanjian Lama dan perjanjian tersebut diperbarui di Perjanjian Baru setelah datangnya sang juruselamat. Jika Alkitab sebagai dasar kebenaran saja berani mereka manipulasi, maka jangan heran mereka juga berani menciptakan ajaran-ajaran ngawur yang tidak sesuai dengan Alkitab.

Seorang pembina regional menggunakan istilah "Taurat dan Injil" sebagai kata ganti "Alkitab"

Penggunaan KST dan KSI oleh organisasi lintas agama ini justru dapat menjadi "batu sandungan" bagi kawan-kawan Muslim. Mereka datang untuk mengenal Kekristenan yang asli tetapi mereka justru diperkenalkan Kekristenan yang palsu atau Kekristenan rasa Islami. Tidak sedikit orang Muslim yang mengira KST dan KSI ini adalah dua kitab yang dibaca dan dibawa ke gereja oleh umat Kristen. Bagi para pembaca Muslim yang memiliki KST dan KSI, silakan coba ajak kawan Kristen Anda yang tidak terlibat organisasi lintas agama manapun untuk membaca kitab suci bersama. Saya yakin kawan Kristen Anda akan merasa heran dengan kitab yang Anda baca. Hampir semua orang Kristen di Indonesia menggunakan Alkitab Terjemahan Baru LAI. Orang Katolik yang menemukan kesalahan terjemahan KSI di atas juga bercerita kepada saya bahwa ada seorang kawan Muslim yang mencari sebuah ayat tetapi ia tidak berhasil menemukan karena ia mencarinya di KST dan KSI. Begitu disodorkan Alkitab Terjemahan Baru LAI, masalah kawan Muslim inipun beres seketika.

Salah seorang anggota Muslim yang awam tentang Kekristenan mengira kitab suci umat Kristen adalah Taurat dan Injil

Saya melalui tulisan ini ingin memerkenalkan Alkitab sebagai kitab suci umat Kristen yang sesungguhnya, khususnya kepada para pembaca Muslim yang mengira kita suci orang Kristen adalah Taurat dan Injil. Alkitab tidak hanya terdiri dari Taurat dan Injil tetapi juga kitab-kitab para nabi, kitab-kitab sejarah, kitab-kitab puisi, surat-surat para rasul, dan kitab wahyu. Bagi Anda yang Muslim, kalau Anda sudah tahu apa itu Alkitab, Anda jangan mau disodori KST dan KSI. Jangan biarkan diri Anda dibodohi! KST dan KSI merupakan bentuk manipulasi isi Alkitab. Bagi Anda yang Kristen, kalau Anda adalah orang Kristen yang cinta kebenaran, Anda seharusnya menolak menggunakan KST dan KSI sekalipun Anda akan dituduh mengkhianati "Amanat Agung". "Amanat Agung" yang mereka jalankan adalah Amanat Agung palsu! Saya menghimbau setiap orang Kristen untuk melakukan penginjilan dengan jujur tanpa kepalsuan. KST dan KSI tidak sama dengan Alkitab. Sebagai penutup, saya kutip perkataan Rasul Yohanes dalam Wahyu 22 : 18-19 :

"Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."