Mengaku Kristen tapi Menolak Salib

Ketika saya masih menempuh semester 4, saya bersama sejumlah teman kampus saya setiap minggu mengadakan semacam KTB (kelompok tumbuh bersama) dengan Pak AJ yang adalah seorang pendiri sebuah organisasi mahasiswa lintas agama. Salah satu kawan saya yang selalu hadir dalam KTB itu adalah ketua BEM kampus saya yang berinisial CH. Pada suatu kali, dia bercerita tentang pembantu di kosnya yang bertanya-tanya tentang pajangan salib yang tergantung di dinding kosnya yang tentu saja akhirnya mengarah kepada pembicaraan tentang iman Kristen. Selesai dia bercerita, Pak AJ bertanya : "Itu salibnya boleh dicopot gak?" Mendengar pertanyaan beliau tersebut, saya langsung bereaksi menunjukkan ketidaksetujuan saya. Beliau pun langsung menyanggah bahwa penggunaan simbol salib berasal dari Tentara Salib (para Crusader) ketika Perang Salib. Kemudian beliau juga mengatakan yang intinya simbol salib adalah simbol yang sensitif bagi orang Muslim. Saya memilih diam daripada lanjut menyanggah pendapatnya yang nantinya akan menjadi sebuah perdebatan.

Mari kita lihat apakah pendapat beliau benar atau tidak. Mari kita lihat kutipan dari www.nasrani.net dari artikel yang berjudul "Analogical Review on Saint Thomas Cross - The Symbol of Nasranis - Interpretation of the Inscriptions" :

"In the beginning of Christianity cross may have appeared in Christian homes as an object of religious veneration, although there is no such monument of the earliest Christian art has been preserved. This is partly due to the persecution, Christianity had to face in the initial centuries. It appears with archaeological proofs that Fish was another widely used secret symbol of Christianity during those haunted days."

Dari kutipan di atas, kita dapat mengetahui bahwa orang-orang Kristen sedari awal sudah menggunakan simbol salib. Karena simbol salib itulah justru mereka menjadi sasaran penganiayaan dan karena penganiayaan tersebut simbol salib hanya dapat ditemukan di dalam rumah, di tempat yang tidak dapat dilihat banyak orang. Untuk menyembunyikan identitas mereka dan menghindarkan mereka dari penganiayaan, sebagai gantinya orang-orang Kristen mula-mula memakai simbol ikan sebagai simbol rahasia komunitas Kristen. Ikan dalam bahasa Yunani disebut "ichthus" (ιχθυς). ICHTHUS atau ICHTHYS (ΙΧΘΥΣ) oleh orang-orang Kristen mula-mula dijadikan akronim dari Iesous CHristos, THeou Yios, Soter (Yesus Kristus, Anak Tuhan, Juruselamat).

Pernyataan ini dikonfirmasi oleh manuskrip tulisan Marcus Minucius Felix, apologet Kristen orang Berber (bangsa asli Afrika Utara), yang berjudul Octavius. Manuskrip tersebut adalah bukti bahwa salib telah diasosiasikan dengan orang-orang Kristen sejak abad ke-2 Masehi sebagaimana diindikasikan oleh argumen-argumen dari kelompok anti Kristen. Octavius adalah tulisan yang berisi dialog antara seorang pagan bernama Caecilius Natalis dengan seorang Kristen bernama Octavius Januarius. Orang-orang Kristen mulai menggunakan simbol salib secara bebas pada abad ke-4 Masehi setelah Kaisar Konstantinus I memutuskan memeluk agama Kristen bahkan meresmikan Kekristenan sebagai agama negara Roma. Agar lebih meyakinkan, saya tampilkan gambar salib yang ditemukan di salah satu gereja peninggalan Rasul Thomas di India. Prasasti yang terbuat dari granit ini diperkirakan berasal dari abad ke-7 Masehi.

Prasasti dengan gambar salib yang ditemukan di India Selatan

Tulisan dan gambar salib di atas adalah bukti bahwa salib telah menjadi identitas Kristen sejak semula. Penggunaan simbol salib oleh orang-orang Kristen telah ada jauh sebelum Paus Urbanus II mengumumkan perang suci untuk merebut Tanah Suci dari tangan orang-orang Muslim. Salib bukanlah simbol kebencian atau simbol perang. Salib adalah simbol pengorbanan dan cinta kasih Tuhan. Frater John Edward dari Gereja Ortodoks Koptik mengatakan ada tujuh alasan mengapa mereka menggunakan tanda salib :
1. Yesus sendiri dalam ajaran-ajarannya menyatakan salib itu sesuatu yang penting (Ayat rujukan : Matius 10 : 38)
2. Para rasul sudah memberikan contoh kepada para pengikutnya tentang pentingnya salib (Ayat rujukan : Galatia 6 : 14)
3. Salib mengingatkan kita kepada kasih Allah
4. Salib membantu kita memahami tentang keilahian dan kemanusiaan di dalam diri Kristus
5. Kita diingatkan senantiasa bahwa Kristus telah menjadi pengganti kita untuk keselamatan kita
6. Jika kita fokus pada salib Kristus, kita akan dikuatkan dalam menghadapi setan dan menyembuhkan orang yang sakit
7. Salib mengingatkan kita akan janji Tuhan bahwa jika kita mati di dalam Tuhan kita akan diselamatkan

Seiring berjalannya waktu, saya merasa semakin tidak nyaman bahkan saya pernah merasa sebal dengan tingkah laku beberapa anggota Muslim di organisasi lintas agama yang saya ikuti. Bahkan saya juga difitnah sebagai sosok yang anti Islam oleh orang-orang munafik yang mengaku sebagai "agen perdamaian" tersebut. Tatkala saya menceritakan hal ini ke Pak IP (ketua cabang provinsi Jawa Timur saat itu), jawaban yang saya dapat pun mengecewakan. Beliau hanya mengatakan bahwa inilah "salib" yang harus saya pikul. Beliau mengakui sendiri di depan mata saya bahwa beliau memang memperlakukan anggota yang Muslim dengan yang Kristen berat sebelah dan beliau merasa tidak bersalah dengan hal itu. Mereka mengatakan bahwa kita harus memikul salib tetapi mereka sendiri anti dengan simbol salib. Susah memang berhadapan dengan orang macam mereka. Mereka hanya mau menerima apa yang sesuai dengan pemikiran mereka khususnya yang dapat menyenangkan hati kawan-kawan Muslim. Mereka sendiri bersikap cari aman.

Kini saya mengerti mengapa anggota-anggota yang beragama Kristen satu per satu menghilang dari organisasi tersebut. Tidak mengherankan juga jika banyak anak Kristen yang setelah ikut peace camp (bisa dikatakan sebagai camp pengkaderan organisasi) tidak mau lanjut aktif di organisasi itu. Anggota-anggota yang Kristen diperlakukan sebagai anggota kelas dua sedangkan anggota-anggota yang Muslim termasuk mereka yang pemikirannya "keras" diperlakukan secara istimewa. Anggota-anggota yang Kristen dituntut untuk sepemikiran dengan pemikiran Pak AJ dan Pak IP sedangkan anggota-anggota yang Muslim bebas memiliki pandangan yang berbeda satu sama lain. Kita orang Kristen memang harus siap menderita tetapi ini bukan berarti mereka berhak untuk bersikap tidak adil. Apakah mereka tidak pernah membaca 1 Korintus 6 : 9 yang berkata : "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah?"

Siapakah sebenarnya Pak AJ dan Pak IP ini? Keduanya memang sama-sama mengaku orang Kristen. Akan tetapi, mereka lebih sering menyebut diri "pengikut Isa". Mereka kurang suka menyebut nama "Yesus" dan lebih suka menyebut namaNya dengan nama "Isa". Saya menciptakan istilah sendiri untuk kelompok mereka yaitu "Pengikut Isa" atau "Isaist". Kedua orang ini juga adalah dosen. Pak AJ adalah mantan dosen filsafat agama di sebuah kampus Kristen di Surabaya sedangkan Pak IP adalah dosen hukum di sebuah kampus negeri di kota yang sama. Mereka dulu (mungkin sampai sekarang) aktif bergerilya ke kampus-kampus mencari mahasiswa Kristen untuk mereka rekrut dengan dalih "menjalankan Amanat Agung". Meminjam istilah dari salah satu kawan saya yang mendukung mereka, mereka pantas disebut sebagai "duri dalam daging Kekristenan". Kedengarannya terlalu pedas sebutan itu tetapi Alkitab sendiri mengatakan bahwa akan muncul penyesat-penyesat di akhir zaman. Di Matius 18 : 7 tertulis "Celakalah dunia dengan segala penyesatannya : memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya."

Jika Anda mengatakan bahwa saya sedang mencemarkan nama baik seseorang, saya tidak bisa dibilang sedang mencemarkan nama baik karena saya tidak menyebut nama secara lengkap dan menggantinya dengan inisial. Saya juga tidak menyebutkan nama-nama institusi yang bersangkutan. Tulisan ini diperuntukkan bagi Anda yang mengaku percaya Yesus dan memiliki kerinduan untuk menyelamatkan generasi muda Kristen dari penyesat-penyesat yang muncul di akhir zaman. Sebagai penutup, saya punya pesan bagi para pengikut Isa yang alergi dengan simbol salib : Wahai para pengikut Isa, salib adalah jati diri kami sebagai orang Kristen! Kami juga tidak sudi Yesus kami disamakan dengan Isa! Sampai kapanpun salib akan terus menjadi identitas kami sampai kami mati! Kami mati oleh salib Kristus dan hidup oleh salib Kristus! Terpujilah Tuhan Yesus! Amin!